SMANESTA SARUPI: KONSEP PENGEMBANGAN SMAN 1 TENJOLAYA
- Dilihat: 539
Oleh Nana Supriyatna, S.Pd., M.M.
(Kepala TAS SMAN 1 Tenjolaya Kabupaten Bogor)
SMA Negeri 1 Tenjolaya (SMANESTA) kabupaten Bogor merupakan salah satu sekolah yang berada di kawasan pegunungan dengan latar belakang masyarakat sosial ekonomi marginal. Sekolah ini hadir di tengah-tengah tumbuhnya sekolah-sekolah kecil swasta di kawasan itu yang ikut berperan serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, membuka wawasan serta orientasi pendidikan masa depan bagi masyarakat sekitar, dengan harapan menciptakan kehidupan yang lebih berkualitas. Didirikan pada tahun 2012 sebagai kelas jauh SMAN 1 Dramaga, dengan sumber daya yang sangat terbatas mempersiapkan diri dalam memenuhi prasyarat legalitas sekolah mandiri.
Setelah berjalan lebih kurang 3 tahun, tepatnya tanggal 1 Oktober 2015 terbitlah SK Penegerian Sekolah Nomor 421.3/411/Kpts/Per-UU/2015 tertanggal 1 Oktober 2015. Dengan Bp. Asep Setiawan S.Pd., MM sebagai kepala sekolah pertama
Sebagai sekolah dengan kategori baru di Kabupaten Bogor, tentunya memerlukan perencanaan matang untuk melangkah terus dalam memenuhi Standar Nasional Pendidikan. Secara fisik perlu perluasan dan pengembangan berkelanjutan di atas lahan 7.573 m2 dengan berpedoman pada masterplan sekolah. Belum banyak prestasi yang dapat dicapai mengingat secara struktur - akademik masih tergolong sekolah baru dengan tantangan baik secara eksternal maupun internal yang memerlukan penanganan dengan strategi tertentu. Akan tetapi semangat yang terus digelorakan oleh kepala sekolah, memacu semangat dan loyalitas kerja guru dan tenaga administrasi sekolah (TAS) SMAN 1 Tenjolaya.
Kepala sekolah pertama (Bp. Asep Setiawan S.Pd. MM) dengan motto SMANESTA BISA, memiliki semangat dan prinsip “Harus Bisa” walaupun kondisi sekolah serba kekurangan, baik sarana, prasarana serta tenaga pendidik dan kependidikan. Bisa dikenal masyarakat, bisa membangun link, dan bisa membangun gedung sekolah. Dan pada era beliaulah kami memiliki Unit sekolah baru yang relative lengkap dengan 9 ruang kelas, 1 unit kantor, 1 unit lab dan 1 unit perpustakaan. Keberhasilan ini berefek sangat signifikan terhadap kepercayaan masyarakat, sehingga lambat laun peserta didikpun semakin bertambah.
Pada tahun 2018 terjadi pergantian kepala sekolah, Ibu. Dra. Vera Varianti. M.Pd melanjutkan kepemimpinan pak Asep, dalam kondisi sekolah sudah cukup berkembang, terutama dalam hal pembangunan fisik. Dengan pengalamannya, beliau memiliki misi SMAN 1 Tenjolaya “Harus Juara”. Banyak perubahan dan inovasi yang dilakukan baik sarana maupun personal, layanan pendidikan ditingkatkan, pembinaan kompetensi guru dan tendik menjadi prioritas, proses belajar dikendalikan dengan tujuan “SMANESTA JUARA”. Pada periode ini kami banyak berpartisipasi pada setiap perlombaan dan kejuaraan, walau masih sedikit yang bisa kita menangkan. Memang belum banyak piala dan trophy yang diraih, tapi SMANESTA berada di jalur menuju juara.
Pada tanggal 10 Juli 2020 kembali terjadi pergantian kepala sekolah, dari ibu Dra. Vera Varianti. M.Pd kepada Bp. H. Elan Suherlan, S.IP., M.H yang sebelumnya menjabat sebagai kepala SMAN 1 Cigombong.
Sebagai orang yang pernah memimpin 3 sekolah, dengan kondisi yang berbeda, ditambah dengan pengalaman beliau mengisi berbagai jabatan selama menjadi guru, menjadi modal besar dalam merealisasikan visi dan misi SMAN 1 Tenjolaya. Dalam kacamata beliau, dengan berbagai perubahan dan inovasi pendahulunya SMAN 1 Tenjolaya harus “Bisa Juara”. Tentunya untuk menuju tangga juara harus ada kesamaan semangat, visi, dan tujuan dari seluruh keluarga besar SMAN 1 Tenjolaya. Maka lahirlah motto “SMANESTA SARUPI”
Pergantian motto dari yang pertama sampai terakhir bukanlah suatu perubahan atau pergantian, akan tetapi semuanya saling melengkapi sesuai dengan kondisi sekolah yang ada.
SARUPI secara harfiah berasal dari bahasa sunda, yang artinya serupa, sama, tidak ada perbedaaan semangatnya adalah “Hanya dengan kebersamaan kita bisa membawa SMAN 1 Tenjolaya menjadi Juara”. Itulah semangat yang harus terpatri kuat dalam diri guru dan tenaga kependidikan SMAN 1 Tenjolaya.
Untuk menjadi juara kita harus SARUPI (Seueur Atikan Rea Upaya Prestasi Katepi), jadi dengan memperkaya pengetahuan dan keterampilan (atikan) serta banyak inovasi yang dilakukan (upaya) maka prestasi akan bisa kita dapatkan (katepi).
Implementasi nyata dari semangat SARUPI adalah Smart, Aplikatif, Reaktif, Unity, Process, Inovatie
SMART
Smart (kecerdasan), hanya bisa diperoleh bagi orang pembelajar, guru harus menjadi seorang pembelajar karena pengetahuan sangatlah berkembang dan dinamis. Kita tidak boleh tertinggal dalam menyerap informasi, perkembangan pengetahuan dan teknologi pembelajaran sangatlah masif, harus kita sikapi dengan respon yang tingggi, itu akan membuat kita kaya, kaya pengetahuan dan kaya keterampilan. Dan itulah modal kita dalam mencerdaskan siswa. Siswa cerdas hanya lahir dari guru yang cerdas.
Peningkatan kompetensi guru dan TAS dipacu untuk menghadapi perkembangan dunia pendidikan, menyongsong era industy 5,0 yang menuntut kemampuan personal dalam bidan informasi dan teknologi.
APLIKATIF
Kecerdasaan seseorang tidak semata hanya dilihat dari luasnya pengetahuan, tetapi kecerdasan lebih dari itu, yaitu kemampuan seseorang dalam menerapkan pengetahuannya dalam kemasan yang lebih sederhana dan mudah dipahami. Pengetahuan dan teori itu bersifat text book, tetapi penerapannya membutuhkan penyesuaian dan adaptasi sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Kita boleh mencontoh, tapi mari kita adaptasi dengan konsep ATM (Amati konsep yang kita terima, Teliti tingkat kesesuainnya, Modifikasi sesuai kondisi yang ada).
Penerapan teori pembelajaran membutuhkan kecerdasan dalam menganalisa materi ajar, sesuai dengan kebutuhan yang ada, karena jika tidak dilakukan analisa bisa berakibat pada tidak tercapainya tujuan pembelajaran.
Guru harus mampu menyusun silabus dan perangkat pembelajaran secara mandiri, agar sesuai dengan kebutuhan yang ada di sekolah.
REAKTIF
Kemampuan menerima informasi baru dan kemampuan menerapkan pada kondisi nyata merupakan sikap yang baik bagi seorang guru, karena dalam proses pembelajaran guru harus kaya inovasi dan peka terhadap permasalahan yang ada. Sikap cepat tanggap terhadap permasalahan merupakan langkah yang hebat dalam meminimalisir permasalahan yang pada akhirnya diharapkan proses pembelajaran berhasil maksimal.
Guru tidak boleh diam, guru harus merasa tertantang dengan setiap permasalahan dan perubahan. Ingat guru adalah agen perubahan, apakah mungkin kita bisa merubah siswa, kalau kita sendiri tidak mau berubah.
Menurut seorang filosof, satu satunya yang tidak pernah berubah di dunia ini adalah perubahan itu sendiri. Artinya kita harus senantiasa memperbaiki diri jangan senang di zona nyaman, karena tantangan akan mendewasakan, tantangan akan mencerdaskan kita.
UNITY
Guru adalah orang yang menasbihkan diri sebagai pengajar, dan kita diamanatkan oleh Negara dan masyarakat untuk mendidik putra putri bangsa. Mari kita bersatu padu dalam membina generasi muda bangsa, satukan tekad, samakan visi untuk mengemban amanat tersebut.
Memang dalam proses pembelajaran bersifat parsial, tetapi sejatinya kita adalah satu, mendidik putra putri bangsa. Jika ada masalah atau kendala, kita diskusikan kita cari jalan keluarnya, karena sejatinya itu adalah tanggung jawab kita bersama.
Komunikasi dan diskusi sesama rekan akan meminimalisir permasalahan, solusi akan mudah ditemukan, dan pada akhirnya akan mengurangi hambatan pembelajaran.
PROCESS
Visi adalah sudut pandang kedepan, bagaimana kita memproyeksikan masa depan, maka visi itu akan diterjemahkan dalam bentuk misi, tujuan dan strategi, agar proses pembelajaran yang terjadi tidak melenceng dari tujuan bersama. Proses itu tidak pernah membohongi hasil. Ketika proses bagus maka hasilnya akan bagus, begitu sebaliknya.
Pengendalian dan control terhadap proses sangatlah penting sebagai bagian dari Quality control pendidikan. Tidak ada program yang bagus, yang ada hanyalah proses yang bagus.
Pembelajaran harus dikemas sedemikian rupa dengan penuh keceriaan dalam konteks student construct knowledge by him, dimana siswa menjadi subyek sekaligus obyek pembelajaran.
Guru bukan satu-satunya sumber belajar, dalam keterbukaan informasi dan teknologi dimungkinkan anak menyerap informasi pembelajaran lebih dahulu, disini guru harus mampu memaksimalkan kondisi tersebut.
INOVATIF
Kemampuan memahami visi dan misi sekolah adalah kecerdasan, kemampuan menyusun program pembelajaran adalah kepandaian, tetapi semuanya tidak berarti apa apa tanpa proses yang hebat. Proses yang hebat membutuhkan inovasi yang hebat, pembaruan-pembaruan cara kita mengajar akan menambah semangat siswa dalam belajar, sekaligus juga mengusir kejenuhan.
Bayangkan siswa 8 jam dalam sehari, dari usia SD sampai SMA belajar dalam ruang yang relative sama, tanpa proses yang inovatif pasti siswa akan mengalami kejenuhan. Lalu bagaimana mau belajar kalau siswa sudah jenuh. Bunuhlah kejenuhan itu dengan kekayaan inovasi, agar semangat dan animo belajar siswa tetap tumbuh terpelihara.
Pembelajaran harus dimulai dengan sesuatu yang menyenangkan sekaligus memotivasi semangat belajar siswa. Salam yang menyenangkan, cerita yang memotivasi, serta yel-yel penyemangat bisa dilakukan oleh guru utnuk tetap memelihara semangat siswa.
Pembelajaran harus selain harus menarik juga harus memberikan efek antusiasme belajar siswa, jika ini bisa dilakukan maka kita menjadi GURU YANG DITUNGGU SISWA, dan itulah guru ideal.
Jadi makna SARUPI adalah “dibutuhkan kecerdasan dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan, tanggap terhadap perubahan, dengan kesamaan visi dalam proses belajar yang inovatif.
SEMOGA BERMANFAAT